Derita Hidup

By Henny Wirawan

(Tulisan ini saya kutip seijin Ibu Henny Wirawan, psikolog, dari facebook beliau)

Untuk yang kesekian kalinya saya mendengar (tepatnya sih membaca) keluhan seperti ini, “kenapa sih mama saya selalu membuat kesan kalau saya yang salah? Beliau yang menjatuhkan kemudian memecahkan tumbler yang saya tabung dengan uang sendiri, dan barang limited edition juga, malah saya yang disalahkan. (…) Bukannya meminta maaf, malah saya yang dicaci maki oleh beliau. Ketika saya kesal dan masuk ke kamar, malah diancam, ‘Di kamar saja terus seharian. Jangan pernah keluar lagi!’ Ponakan saya saja bisa meminta maaf jika merusak atau menyakiti saya.”

Pertanyaan lain yang dibacanya juga mendatangkan rasa sesak di dada kurang lebih seperti ini, “Bu, kenapa mama aku selalu punya hati untuk menghancurkan saya? Saya itu jahat apa sih ke dia? Saya itu justru mau tolongin dia, tapi kenapa sampe bahasa yang orang bodoh pun mengerti, dia tetap tolak?”

Keluhan lain yang tidak kalah menghancurkan hati kurang lebih seperti ini, “Aku merasa sudah melakukan yang terbaik versi diriku sendiri tapi keluargaku di rumah seperti tidak pernah puas dan selalu membandingkan. Padahal aku melakukan itu semua, selain karena memang aku suka melakukannya, juga karena demi membuktikan kalo aku bisa. Tapi aku ngerasanya kaya bego amat. Tiap hari selalu dibilang salah. Ada aja yang salah dari diriku untuk diomelin. Sampe mikir, sebnernya aku ini anak yg membanggakan apa memalukan sampe tiap hari kok salah terus?” Continue reading

Quiet Hands

So sad… but true.

Just Stimming...

TW: Ableism, abuse

Explaining my reaction to this:

means I need to explain my history with this:

quiet handsquiet hands1.

When I was a little girl, they held my hands down in tacky glue while I cried.

2.

I’m a lot bigger than them now. Walking down a hall to a meeting, my hand flies out to feel the texture on the wall as I pass by.

“Quiet hands,” I whisper.

My hand falls to my side.

3.

When I was six years old, people who were much bigger than me with loud echoing voices held my hands down in textures that hurt worse than my broken wrist while I cried and begged and pleaded and screamed.

4.

In a classroom of language-impaired kids, the most common phrase is a metaphor.

“Quiet hands!”

A student pushes at a piece of paper, flaps their hands, stacks their fingers against their palm, pokes at…

View original post 798 more words