MENGATASI  AMARAH PADA REMAJA AUTIS

Tulisan Ibu Any Sonata di facebook group LRD Member.

Penyebab marahnya bisa beragam : 

1. Keterbatasan komunikasi. 

2. Keinginan yang tidak dipahami / dipenuhi. 

3. Keterampilan memecahkan masalah yang belum ada. 

4. Merasa tegang, tegang dan n tidak nyaman. 

5. Ingin keluar dari situasi yang menekan.


Mereka sering kesulitan mengekspresikan : 

1. KEmarahan 

2. Kecemasan 

3. Ketakutan 

4. Frustrasi

5. Ketegangan 

6. Kebingungan


Sehingga mengekspresikan perilaku agresif kepada: 

1. Anak lain 

2. Diri sendiri 

3. Org dewasa lain. 


Mereka mungkin : 

1. Memukul 

2. Menendang 

3. Melempar 

4. Membenturkan kepala.

5. Menjambak 


Langkah-langkah mengatasi : 

1. Cari pemicunya apa. 

2. Pelajari respon anak terhadap pemicu tersebut 

3. Ketahui apa target anak dengan  perilaku tersebut


Contoh kasus yang umum terjadi : ibu jd korban jambakan anaknya, kenapa? ternyata bahasa si remaja spt ini : Mama tuh orang yang paling deket sama aku, paling ngerti aku, kenapa sekarang : 

1. Selalu suruh2 aku 

2. Selalu tekan aku 

3. Selalu tidak ngerti aku

4. Tidak bantu aku di waktu aku bingung dengan diriku.  


Setelah diskusi dengan banyak orang tua, saya membuat semacam kesimpulan  ternyata banyak kondisi anak berubah tapi : 

• POLA ASUH  tidak berubah, masih anggap anak seperti anak kecil 

• Pikiran dan pemahaman orangtua tidak berubah

• Pengalaman orang tua tidak membekali hadapi perubahan ini 

• Orang tua tidak memahami perubahan anak ini adalah sesuatu yang wajar, dalam tahap kehidupan seorang anak.   


Oleh karena itu perlu sekali Mama Papa membuat komitmen buat belajar / membaca / diskusi  mengenai parenting / cara mengasuh dengan berbagai kasus-kasus remaja, bahkan di anak regular pun gejolak remaja kadang sulit di atas, masalah pergaulan, cermin diri, harga diri, hormonal, ego, dll sudah  muncul susul menyusul.


Solusinya : 

1. Ajarkan problem solving terhadap masalah. 

2.  Biasakan sharing kehidupan. Ceritakan masalah-masalah yang kita hadapi di kantor, di rumah, di dalam keseharian kita.  

3.  Ajarkan anak menulis atau bercerita lebih banyak 

4.  Beri contoh cara marah yg benar di rumah. 

Kalau orangtua sedang marah, banting pintu anak akan tiru banting pintu, banting gelas anak akan banting gelas juga. 

5.  Belajar dari pengalaman teman lain, dari grup atau komunitas, baca dari mana saja. 

 

Perlu diingat oleh kita, anak marah, kita juga bisa ketularan naik darah.  Ini pegangan kita : 


• Marah boleh, jangan berbuat dosa. 

• Marah boleh, jangan sampai matahari terbenam. 

• Marah meningkat, ingat kita juga harus belajar mengampuni.

• Jaga hati kita.  Jangan terpancing. Jangan terbawa. 

• Cari jalan keluar, cari solusi, kalau perlu diskusi dengan pihak lain, teman senior atau professional. 


Kita dan Remaja Autis perlu melatih diri untuk mengendalikan kemarahan dengan  : 

1. Tarik napas panjang. Tahan nafasnya. 

Hitung 1- 5 atau sampai  10. 

Makin marah, makin panjang tahan nafasnya, setelah sampai hitungan 7 biasanya reda. 

Tarik napas – tahan – buang napas. 

Coba 5 – 10 x  Biasanya mereda.  

Kalau belum reda, teruskan tarik napas.  

2. Remas bantal sambil tarik napas, tahan, hitung seperti di atas dan buang napas. Lepas remasan.

3. Kepalkan jari, Tarik napas, tahan, hitung 1-10, buang napas, lepaskan kepalan. 


Juga perlu diingat : 

1. Kemarahan saja tidak selesaikan masalah. 

2. Cari win-win solution 

3. Tidak  ada yang sempurna di dunia, jadi terima dan belajar terus untuk  lebih baik. 


Cara mencari tahu penyebab anak marah, sebagai berikut: intervensi biomedis : 

1. Apakah ada diet bocor, makanan berphenol, makanan yang kita anggap aman dan masih diberikan.  Catatan makanan sangat diperlukan untuk melihat masalah ini.   

2.  Apakah banyak makan daging merah 

3.  Apakah ada masalah dengan kalsium (bisa kekurangan atau kelebihan) 


Pengamatan lainnya : 5W + 1 H dll  

1. Kepada  siapa marahnya 

2. Kapan marahnya 

3. Dimana marahnya

4. Apa penyebabnya

5. Mengapa anak marah 

6. Bagaimana anak marah 

7. Apakah ada obsesi


 


Catatan Tambahan : 


1. Penyebab lainnya anak agresif , kojsumsi daging merah yang berlebihan, diet yang tidak ketat, banyak melanggar atau kelolosan makanan. 


2. Agresifitas yang tidak di tangani akan terbawa sampai dewasa.  Atasi segera setelah kejadian pertama, sebab kejadian kedua bisa menyusul juga. 


3. Perubahan hormon pada laki laki dan perempuan sama pengaruhnya pada kestabilan emosi.


4. Peran ayah dan ibu sebaiknya seimbang, di mana ayah dan ibu tidak ada good parents dan bad parents, sama sama konsisten, memberikan pujian di kala anak berbuat benar dan memberi konsekuensi lainnya. 


5. Kondisi mineral terutama kalsium (baik kurang maupun lebih) bisa membuat anak kemungkinan menggigit diri sendiri atau orang lain


6. Orangtua tidak boleh terlihat lemah ketika anak sedang marah.   Bisa meninggalkan anak, tapi bahas setelah anak tenang. Kembali kepada materi BAIK DAN TIDAK BAIK.   


7. Hal-hal baik harus dijadwalkan dengan baik, supaya bisa dilakukan sampai 6 mingguan di bawah pemantauan kita.  Kalau sudah lebih dari 6 minggu akan menjadi kebiasaan.   Buat jadwal ya…   Ini untuk menghindari anak yang ngamuk karena tidak mau belajar.     


8. Jangan merespon perilaku buruk anak dengan mengabulkan keinginannya.    Perilaku buruk yang dikabulkan keinginannya akan membuat anak mengulangi terus menerus.  Sebab dia pikir, dengan begitu, akan diperoleh yang diinginkannya.  


9.  Dulu saya mengalami hal-hal yang sulit di mall, jadi pernah saya alami, masuk mall, cari satpam dulu untuk melaporkan masalah anak.  Sehingga bala bantuan bisa diantisipasi.   Anak juga tidak berani sengaja melakukan hal-hal yang tidak baik, karena ada pihak otoritas yang ikut mengawasi gerak geriknya.   Aman.  


Contoh kasus 

1. Anak menangis meraung-raung di mall,  main di tempat yang sama berulang, padahal sudah 12 kali main itu terus.  Solusi :  

• bisa ditinggal agar anak tidak mendapatkan perhatian atau 

• langsung angkat bawa pulang.  

• Alihkan perhatian kita dan anak ke hal lain.  

•  Lain kali sebelum ke mall, kita buat perjanjian dulu sama-sama secara tertulis.    

 

2.  Remaja menjatuhkan barang sampai pecah, dalam rangka melampiaskan kekesalan dengan ekspresi biasa saja, solusi  :  

• tidak perlu diberikan respon berlebihan karena bisa jadi anak melakukan hal tersebut karena suka bunyi pecah, atau reaksi teriakan /kehebohan kita. 

• Suruh ambilkan alas kaki untuk si remaja

• ambil sapu dan pengki 

• minta si remaja untuk bersihkan sendiri.  

• Jangan dibantu.  

• Nada suara datar. 

• Instruksi dengan tenang. 

• Perhatikan anak mengerjakannya dengan baik.