Mamah Dedeh dan Istilah Autis

Sejak  bulan ramadhan yang lalu, sudah terdengar berita bahwa Mamah Dedeh, penceramah di stasiun tivi Indosiar menggunakan kata autis ketika menjawab pertanyaan seorang hadirin. Sayangnya autis disitu adalah untuk menggambarkan orang-orang yang tidak perduli dengan sekelilingnya karena asik bermain hp.

Saya merasa beliau ini bukanlah bermaksud menghina, melecehkan atau mengolok-olok penyandang autis. Namun ketidak tahuannya membawa kritikan dari banyak pihak, diberitakan oleh berbagai media, dan akhirnya berujung pada pembuatan petisi yang menuntut agar Mamah Dedeh meminta maaf.

Akhirnya, hari ini, hari Minggu tanggal 2 Agustus 2015 Mamah Dedeh meminta maaf, dan disiarkan di televisi. Satu lagi pembelajaran bagi semua orang agar tidak lagi menggunakan kata autis untuk meledek, mengolok-olok dan merendahkan.

Berikut ini berita dan artikel dari website National Geography (http://nationalgeographic.co.id),  berita permintaan maaf dari stasiun tv Indosiar, dan video permintaan maaf Mamah Dedeh dari Youtube.

Mari Dukung Petisi Autisme Bukanlah Istilah untuk Ejekan

http://nationalgeographic.co.id/berita/2015/07/mari-dukung-petisi-autisme-bukanlah-istilah-untuk-ejekan

“Autisme bukan sebuah bahan lelucon, autisme bukan sebuah ejekan.”

Penceramah Dedeh Rosidah atau Mamah Dedeh dikritik lantaran menyamakan penyakit autis dengan orang yang terlalu asyik dengan gawai atau gadget. Hal ini diungkapkan ketika Mamah Dedeh bercemarah di sebuah stasiun televisi pada pertengahan Juli 2015.

“Maap, saya sekarang lihat banyak orang yang autis gara-gara HP (handphone). Ada sodaranya, ada lakinya, ada anaknya, ngariung duduk, cengar-cengir aja sendirian begini, kayak orang gokil,” ujar Mamah Dedeh. (Baca juga Menyelami “Dunia Sepi” Autisme) Continue reading